Kamis, 14 April 2011

Moral Siswa SMP yang Perlu Dibenahi

Belakangan ini terkuak kasus yang mengoyak moral masyarakatyakni dibekuknya sepasang siswa kelas III SMP di Cianjur yang diduga tengah berbuat mesum di salah satu hotel di Cianjur. Sepasang siswa ini kepergok tim gabungan Satpol PP Pemkab Cianjur dan Polres saat mengelar razia, belum lama ini.

Digelandangnya pasangan siswa yang diduga berbuat mesum ini boleh jadi satu dari sekian banyak kasus siswa yang terjerumus pada kehidupan seks bebas. Kasi Penyidik Satpol PP Pemkab Cianjur, Asep, menyatakan, pihaknya melakukan razia atas dasar laporan masyarakat yang menyebutkan bahwa terdapat sejumlah hotel kelas melati di Cianjur yang kerap dijadikan tempat maksiat, termasuk oleh kalangan pelajar.

”Atas informasi masyarakat itu kami menggelar razia ke hotel dimaksud. Hasilnya, kami menjaring sekitar 20 orang, termasuk sepasang siswa yang tercatat masih duduk di bangku SMP,” kata Asep, Sabtu (23/1). Selanjutnya orang tua pasangan siswa itu dipanggil agar memberikan pembinaan dan pengarahan intensif kepada anak-anaknya itu.

Terkuaknya kasus pasangan siswa SMP yang diduga tengah mereguk kenikmatan sesaat di kamar hotel tersebut, mengindikasikan bahwa ada pergerakan kehidupan seksual di kalangan anak baru gede (ABG). Virginitas atau keperawanan cenderung tidak lagi dilindungi seperti tempo dulu. Malah ada anggapan ABG memiliki gengsi tersendiri jika memasuki pergaulan yang menyerempet ke arah seks bebas.

Benteng moral yang semula tertanam di benak ABG, menurut Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab. Cianjur, Ustaz Ahmad Yani, seakan tidak membekas. Nilai moral hasil proses internalisasi keluarga dan lembaga pendidikan luluh lantak digerus peradaban sekuler yang mengatasnamakan modernisasi, termasuk perilaku seks bebas. ”Jadinya orang berperilaku seks bebas dianggapnya modern, padahal yang benar perilaku biadab seperti itu terjadi di zaman jahiliah,” ujarnya.

Sebenarnya Cianjur menyadari bahwa tantangan zaman ke depan lebih kompleks. Salah satu ekses dari peradaban yang kini melanda yakni munculnya sikap permisif terhadap perilaku seks bebas, termasuk di kalangan ABG atau remaja. Oleh karena itu, Cianjur melahirkan Peraturan Daerah (Perda) No. 3/2006 tentang Gerakan Pembangunan Masyarakat Berakhlakul Karimah (Gerbang Marhamah).

Perda yang dimaksud, menurut dia, ialah sebagai bentuk tanggung jawab penguasa terhadap moral masyarakat. Namun sebatas perda saja tidak cukup. Perlu ada upaya konkret agar cita-cita perda bisa terwujud. Sayangnya, menurut Yani, upaya nyata membina moral masyarakat belakangan ini melempem. Sepertinya penguasa Cianjur lebih fokus pada urusan yang bersifat fisik semata.

Padahal mestinya, seiring dengan arus perkembangan zaman yang makin menggila, program Gerbang Marhamah harus lebih digencarkan. Terlebih program ini menjadi salah satu visi Cianjur, di samping cerdas dan sehat. ”Di tingkat formal, memasukkan Gerbang Marhamah sebagai salah satu visi dan misi Cianjur sesuai dengan tuntutan zaman. Tetapi di tingkat pelaksanaan masih belum jelas,” ujarnya menyesalkan.

6 komentar:

  1. moral tidaknya siswa bergantung dari karaktek individu yg di dukung oleh faktor lingkunagn, orang tua, teman sebanyak.. sbaiknya untuk menanggulangi perlu adanya proteks dr orang tua dan guru untuk mengajarkan yg lebih baik

    oia, jangan lupa follow back blog q ia :)

    BalasHapus
  2. Menurut saya hampir sama dengan reva, kalau mau membenahi moral seseorang seharusnya harus dimulai dari lingkungan keluarganya dulu, kemudian melangkah ke lingkungan sekitarnya dan teman sebayanya. Mungkin dengan seperti itu moral seseorang bisa lebih baik.

    BalasHapus
  3. rusaknya moral para siswa sumber utamanya adalah dari apa yg mereka lihat dan bagaimana pihak keluarga memberikan contoh kepada anak-anaknya. ketika orang tua memberikan conto untuk memperdalam agama guna membekali pribadi seseorang, maka insyallah seorang anak akan berpeluang untuk mengikuti orang tua. selain itu peran guru juga berperan penting sebagai orang tua siswa di sekolah. bagaimana guru membentuk kepribadian yang patut dicontoh oleh siswanya. serta menunjukkan sikap untuk belajar saling menghargai satu sama lain.

    BalasHapus
  4. Menurut saya ada 3 faktor terbesar yang dapat menyebabkan kerusakan moral seseorang yakni :
    Pertama kemajuan teknologi,
    Dampak globalisasi teknologi memang dapat memberikan dampak positif tetapi tidak dapat di pungkiri lagi bahwa hal ini juga dapat berdampak negative bagi kerusakan moral. Perkembangan internet dan ponsel berteknologi tinggi terkadang dampaknya sangat berbahaya bila tidak di gunakan oleh orang yang tepat. Hal yang patut kita acungi jempol terlihat dikalangan pakar-pakar internet yang peduli moral bangsa semakin canggih pula membuat mesin untuk membantu usahanya dalam pemblokiran situs –situs porno.

    Kedua, memudarnya kualitas keimanan.
    Sekuat apapun iman seseorang, terkadang mengalami naik turun. Ketika tingkat keimanan seseorang menurun, potensi kesalahan terbuka. Hal ini sangat berbahaya bagi moral, Jika dibiarkan tentu membuat kesalahan semakin kronis dan merusak citra individu dan institusi.

    Ketiga pengaruh lingkungan.
    Tidak semua guru itu punya sifat yang buruk dan sebaliknya. Terkadang seorang guru melakukan kesalahan karena ada pengaruh buruk dari linkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan rumah dan pengaruh kurang baik dari guru lain dapat mendorong seorang guru untuk berbuat kesalahan.
    Menjadi seorang guru seharusnya memang tidak hanya dipandang dari segi kualitas “intelektual” namun miskin iman. Tetapi moral yang baik itulah yang harus ditonjolkan.
    Peran lembaga keagamaan bisa dimanfaatkan sebagai pengontrol. Adanya training keagamaan di sekolah juga dapat mendukung terciptanya peningkatan iman.

    BalasHapus
  5. menurut saya rusaknya moral anak SMP pada jaman sekarang itu dikarenakan faktor-faktor tertentu:

    1.Pertama kemajuan teknologi,
    2.kedua keimanan pada agama yang dianut kurang tebal imannya.
    3.Ketiga pengaruh lingkungan,akan tetapi moral tidaknya siswa bergantung dari karaktek individu yg di dukung oleh faktor lingkunagn, orang tua, teman sebanyak.. sebaiknya untuk menanggulangi perlu adanya proteks dan komunikasi yang terbuka dari orang tua dan guru untuk mengajarkan yg lebih baik.

    BalasHapus
  6. faktornya adalah perasaan asyik,ingin tahu,n menyenangkan

    BalasHapus